Transforming The Marketing Landscape: Igniting Growth for Agricultural Input Companies Through Digital Marketing

Authors

  • Wida Reza Hardiyanti Idealyst Research and Consulting; Master Student of Faculty of Economics and Business, Gadjah Mada University, Indonesia
  • Evi Noor Afifah Lecturer Gadjah Mada University
  • Muhammad Khairil Anwar Idealyst Research and Consulting; Faculty of Economy and Management, Open University, Indonesia

Keywords:

pertanian, pemasaran digital, perusahaan input, pandemi, penetrasi internet

Abstract

Latar Belakang: Tujuannya adalah untuk menyajikan pemasaran digital yang sesuai untuk perusahaan input dan strategi untuk meningkatkan penjualan pertanian menggunakan saluran digital. Rumusan Masalah: Pandemi COVID-19 mengganggu kegiatan pemasaran offline tradisional untuk perusahaan input pertanian, yang menyebabkan ketergantungan yang lebih besar pada pemasaran digital. Petani semakin beralih ke internet untuk informasi, didorong oleh peningkatan akses internet yang lebih baik dan adopsi ponsel pintar. Namun, adopsi pemasaran digital di sektor pertanian terbatas karena tantangan yang dirasakan dan kurangnya kesadaran akan manfaatnya. Kebaruan Penelitian (Novelty): Menangani keterbatasan ketersediaan informasi dan penelitian mengenai pemasaran digital di sektor pertanian di berbagai sektor komoditas. Metodologi: Metode penelitian melibatkan melakukan survei dan wawancara dengan 19 manajer pemasaran perusahaan input pertanian yang mencakup 7 sektor (sapi, beras, susu, perlakuan tanah, mekanisasi, babi, dan kacang hijau) di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, dan Nusa Tenggara. Hasil Temuan: COVID-19 menghasilkan permintaan yang lebih tinggi untuk implementasi strategi pemasaran digital di sektor pertanian. Namun, tujuan yang diperjuangkan oleh masing-masing perusahaan dalam upaya pemasaran digital mereka bervariasi, tergantung pada kapasitas investasi mereka dan jenis produk yang mereka promosikan. Perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pakan, pupuk, dan produk mekanisasi terutama bertujuan untuk membangun kesadaran merek, sementara perusahaan perlindungan tanaman mengadopsi tujuan yang lebih maju yang difokuskan pada pembentukan dan pemeliharaan hubungan dan keterlibatan pelanggan. Namun, tantangan signifikan dalam implementasi pemasaran digital di industri pertanian terletak pada mendapatkan pengukuran yang dapat diukur dengan akurat yang mencerminkan dampak upaya pemasaran digital pada konversi penjualan. Kesimpulan: Memperbaiki kampanye pemasaran digital memerlukan pengoptimalan aset digital yang sudah ada daripada hanya menambah saluran promosi baru. Perusahaan input harus fokus pada penyesuaian konten yang relevan untuk segmen pasar target tertentu dan mempertimbangkan karakteristik produk mereka untuk logistik dan pengiriman. Saluran pemasaran yang berbeda harus dikembangkan berdasarkan jenis produk yang dipromosikan, dengan transaksi offline lebih disukai untuk produk berukuran besar. Strategi pemasaran digital harus disesuaikan, berfokus pada produk, dan didukung oleh analisis mendalam dan komunikasi dua arah. Konten informatif dan edukatif, penjelasan, dan iklan terarah di platform seperti Facebook efektif untuk meningkatkan kesadaran. Perusahaan harus mengukur dampak pemasaran digital melalui survei dan melacak saluran pelanggan untuk meningkatkan penilaian ROI.

Downloads

Published

2024-01-02