Motif Cerita Rakyat Putri Pinang Masak dan Roro Jonggrang: Kajian Sastra Bandingan Model Stith Thompson

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Astuty Astuty
Liana Sinta Dewi
Chintia Rosida Fitriyani

Abstract

Cultural context cannot be separated from society. Today the existence of folklore is growing. Starting from the development of technology, entertainment media and communication media. Each region has an undocumented oral cultural richness. Sometimes folklore develops only in its native area and is less developed in other areas. Thus, the preservation of folklore is necessary to preserve and disseminate the values to the next generation. Many folktales that develop in various regions often bring up similarities, one of which is the similarity of story motifs. The similarity of folklore motifs can be seen in the folklore of Roro Jonggrang with the folklore of Putri Pinang Masak about the rejection of a love story that results in disappointment and anger of the main character. This study aims to find motifs contained in the folklore of Putri Pinang Masak and Roro Jonggrang. An element of the story consists of several motives depending on the point of view in considering the motives. This research is a research using qualitative methods. Research methods applied to analyze motifs in the folklore of Putri Pinang Masak and Roro Jonggrang. Comparison of folklore motifs using the model of Stith Thompson on the Folklore of Putri Pinang Masak and Roro Jonggrang found 35 motifs. The data consists of: 13 similarity motifs & 7 Putri Pinang Masak folklore motifs and 15 different Roro Jonggrang folklore motifs.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Astuty, A., Dewi, L. S., & Fitriyani, C. R. (2024). Motif Cerita Rakyat Putri Pinang Masak dan Roro Jonggrang: Kajian Sastra Bandingan Model Stith Thompson . KABASTRA: Kajian Bahasa Dan Sastra, 3(2), 359–372. https://doi.org/10.31002/kabastra.v3i2.1175

References

  1. Ahmala, M. (2022). Foklor Destinasi Wisata: Media Penyebar Kedamaian Islam pada Dunia. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars, 6 (1): 1215-1233.
  2. Akbar, S. (2012). Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan dalam Novel Tuan Guru Karya Salman Faris (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
  3. Alfa, A. (2018). Industri konstruksi di era industri 4.0. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 4(3).
  4. Asshiddiqie, J. (2006). Pengantar ilmu hukum tata negara jilid II.
  5. Barriyah, I. Q. (2023). Representasi Perempuan Masa Kini Tubuh, Konsumerisme, Dan Metafora. Perempuan, Seni & Dirinya 2, 111.
  6. Bungin, Burhan. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
  7. Damono, Sapardi Djoko. (2005). Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa.
  8. Danandjaja, James. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain-Lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
  9. Dwiko, Firzatullah. (2006). Koleksi Cerita Rakyat Nusantara. Surabaya: Pustaka Media.
  10. Endrizal, E., Hendri, N., & Ahida, R. (2018). Identitas: Konstruksi Sosial Dan Kekuasaan. Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies, 4(1), 1- 10.
  11. Febrianti, Binar Kurniasari. (2019). Cerita “Semangka Emas” Dengan Cerita “Bawang Merah Bawang Putih”. Jurnal Garuda, 13(1): 25-40.
  12. Foulcher, K. (2006). Clearing A Space Kritik Pasca Kolonial Tentang Sastra Indonesia Modern. Yayasan Obor Indonesia.
  13. Frenz (Ed). Penerjemah Zazila Sharif. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka.
  14. Gordon, T. (2020). Menjadi orangtua efektif. Gramedia Pustaka Utama.
  15. Gunawan, A. W. (2007). The secret of mindset. Gramedia Pustaka Utama.
  16. Hidayah, S. N. A., Haslinda, H., & Karumpa, A. (2022). Feminisme dalam Film Yuni Karya Kamila Andini. Jurnal Konsepsi, 11(1), 143-157.
  17. Hutomo, Suripan Sadi. (1993). Merambah Matahari: Sastra Dalam Perbandingan. Surabaya: Gaya Masa.
  18. Isaacs, H. R. (1993). Pemujaan terhadap kelompok etnis: identitas kelompok dan perubahan politik. Yayasan Obor Indonesia.
  19. Kambang. (2021). Perbandingan Cerita Rakyat “Terjadinya Bukit Tangkiling” Dan “Tangkuban Perahu”. Jurnal Garuda, 16 (1): 117-131.
  20. Kern, E. M. (2006). The wisdom of Harry Potter: pelajaran moral dari pahlawan favorit kita. Gramedia Pustaka Utama.
  21. Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Cet. ke-2.
  22. Kusumaningrum, Z. S. (2022). Pemosisian Perempuan dan Relasi Kuasa dalam Tradisi Pertunangan: Suatu Tinjauan Antropologi Gender. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 6(1), 1-15.
  23. Labibah, Aisyah. (2022). Cerita Rakyat “Si Lancang” Dari Indonesia, Dengan Cerita Rakyat “Nahkoda Manis” Dari Brunei, Dan Cerita Rakyat “Si Tanggang” Dari Malaysia; Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan. Ruang Kata: Journal Of Language And Literature Studies, 2 (1).
  24. Laksono, D. D. (2010). Jurnalisme investigasi. Kaifa.
  25. Lickona, T. (2022). Character matters (Persoalan karakter): Bagaimana membantu anak mengembangkan penilaian yang baik, integritas, dan kebajikan penting lainnya. Bumi Aksara.
  26. Lim, H. S. (2019). Kearifan lokal dari situs candi nusantara. Dhammavicaya: Jurnal Pengkajian Dhamma, 3(1), 22-27.
  27. Muslim, F. (2015). Analisis perkembangan perubahan budaya masyarakat kota jambi dan pengembangan pola perekonomian masyarakat berbasis ekonomi kreatif. In Prosiding Seminar Nasional (Vol. 9).
  28. Nahak, H. M. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76.
  29. Oktarina, Dwi. (2020). Keberagaman Motif Dalam Cerita Rakyat Ular Renggiong Dan Putri Gunung Labu Dari Belitung Timur: Analisis Motif Model Stith Thompson. Jurnal Sirok Bastra, 8(1).
  30. Puspa, R. (2010). Isu ras dan warna kulit dalam konstruksi kecantikan ideal perempuan. In The 2nd International Symposium" Urban Studies, Culture, and History"(hal. 312-323). Surabaya: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
  31. Ramli, S. (2014). Menjaga Nilai-Nilai Religius dalam Adat dan Budaya Melayu Jambi Di Era Globalisasi.
  32. Remak, Henry H.H. (1990). “Sastra Bandingan: Takrif Dan Fungsi” Dalam Sastra Perbandingan Kaedah Dan Persfektif. Newton P. Stallnencht Dan Horst
  33. Rizky, K., & Nasrullah, R. (2017). Strategi Dakwah Berkearifan Lokal di Kalangan Suku Terasing “Orang Rimbo Suku Anak Dalam” Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) Jambi.
  34. Sarman. (2019). Cerita Batu Bagga Dan Batu Balai: Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan. Jurnal Garuda, 7(1): 1-8.
  35. Setiardi, D., & Mubarok, H. (2017). Keluarga sebagai sumber pendidikan karakter bagi anak. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, 14(2).
  36. Setiyawan, A. (2012). Budaya Lokal Dalam Perspektif Agama: Legitimasi Hukum Adat (‘Urf) Dalam Islam. Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushulu.
  37. Silaban, Cicilia Mega Sari., Hadi, Wisman. (2022). Perbandingan Cerita Rakyat Si Tagandera (Pakpak) Dengan Lutung Kasarung(Sunda): Kajian Sastra Bandingan. Jurnal SASINDO (Program Studi Sastra Indonesia FBS Unimed,) 11 (1).
  38. Sitohang, Kusmadi., Alfianika, Ninit. (2021). Perbandingan Struktur Fungsional Cerita Rakyat Sumatera Barat Dan Kalimantan Selatan: Legenda Anak Durhaka. Jurnal Garuda, 3(2): 57-71.
  39. Stoltz, P. G. (2000). Mengubah Hambatan Mjd Peluang. Grasindo.
  40. Sudaryanto. 2015. Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University.
  41. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
  42. Sumanto, M. A. (2014). Psikologi perkembangan. Media Pressindo.
  43. Sunyoto, A. (2006). Rahuvana tattwa. Lkis Pelangi Aksara.
  44. Supriatin, Y. M., & Bandung, B. B. (2007). Kesantunan berbahasa dalam mengungkapkan perintah. Linguistik Indonesia, 25(2), 54-62.
  45. Suratinoyo, H. S., Wowor, H., Robot, J., & Karouw, S. (2013). Cerita Rakyat Daerah Minahasa : Implementasi Short Film Animasi 3d. Jurnal Teknik Informatika, 2(2).
  46. Suratno, P., & Nugroho, Y. E. (2022). Latar Belakang Munculnya Kutukan dalam Cerita Rakyat di Jawa. KABASTRA: Kajian Bahasa dan Sastra, 2(1).
  47. Suryana, C., Fatihah, N. A., Subki, M. T., & Maulani, M. I. (2022). Sistem Pemerintahan: Demokrasi dan Monarki.
  48. Syamsuri, Maulana. (2013). Cerita Rakyat Jambi. Surabaya: Pustaka Media.
  49. Thompson, S. (1946). The Folktale. New York: The Dryden Press.
  50. Thompson, Stith. (1958). Motif Index Of Folk Literature; A Classification Of Narrative Elements In Folktales, Ballads, Myths, Fables, Medieaval Romances, Exempla, Fabliaux, J Est-Books, And Local Legends Revised Edition. Copenhagen: Rosenkilde And Bagger.
  51. White, J. (2004). Kejujuran Moral Dan Hati Nurani. BPK Gunung Mulia.
  52. Widana, I. W., Sumandya, I. W., & Suhardita, K. (2020). Pendidikan antikorupsi berbasis Tri Kaya Parisudha.
  53. Wirawan, K. I. (2016). Keberadaan Barong & Rangda Dalam Dinamika Religius Masyarakat Hindu Bali.
  54. Yeni Rohmawati, Y. (2017). Unsur Kebudayaan Dalam Anime Berjudul Sen To Chihiro No Kamikakushi Karya Miyazaki Hayao 宮崎駿の [千と千尋の 神隠し] のアニメにおける文化要素 (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).