Kajian Empiris dan Etnofarmasi Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat Asal Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem Bali sebagai Antinyeri dan Antiinflamasi
Empirical and Ethnopharmacology Studies of Forest Plants with Medicinal Efficacy from the Traditional Village of Tenganan Pegringsingan Karangasem Bali as Pain Relief and Anti-Inflammation
DOI:
https://doi.org/10.31002/jtoi.v16i2.873Keywords:
etnofarmasi, inflamasi, tumbuhan obat, nyeriAbstract
Etnofarmasi adalah multidisiplin ilmu yang menghubungkan ilmu kefarmasian dengan adat budaya masyarakat yang terdiri dari obat dan cara menggunakan bahan alam untuk pengobatan berdasarkan ciri khas komunitas etnik suatu daerah di Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem pada pengobatan nyeri dan inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan tanaman obat beserta bagian tanaman, cara pengolahan, cara penggunaannya yang digunakan dalam pengobatan nyeri dan inflamasi serta mengetahui indeks kegunaan (use value) dan fidelity level (FL) tanaman hasil studi etnofarmasi dan mengetahui potensi tanaman lain yang ada di Hutan Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei/observational dan pemilihan responden secara snowball sampling, yaitu mencari responden yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai pengobatan tradisional. Penelitian kualitatif digunakan dengan metode wawancara dan penyajian data dan untuk kuantitatif dengan indeks kegunaan. Pada penelitian ini menggunakan variabel mandiri, yaitu studi etnofarmasi sebagai pengobatan nyeri dan inflamasi di Hutan Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung, yaitu mengamati, mendengar, mencatat dan mempelajari dari narasumber. Perhitungan hasil dilakukan dengan rumus Use value (UV) dan Fidelity Level (FL). Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kedua narasumber yang telah memenuhi kriteria inklusi didapatkan hasil wawancara 12 jenis tanaman obat yang digunakan oleh narasumber sebagai pengobatan nyeri dan inflamasi. Terdapat 26 jenis tanaman obat yang berasal dari hutan desa adat yang tidak digunakan oleh narasumber dalam pengobatan namun tanaman tersebut memiliki khasiat dalam pengobatan nyeri dan inflamasi. Tanaman tersebut berasal dari Hutan Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem serta berasal dari sekitar lingkungan pekarangan dari narasumber.