Studi Evaluasi Keandalan pada Aspek Kesehatan Bangunan Gedung Perindustrian PT X
Keywords:
bagunan gedung, keandalan, kesehatan Bangunan, layak fungsiAbstract
Bangunan Gedung merupakan sarana penunjang yang dimanfaatkan manusia untuk melakukan aktivitasnya. Namun demikian, terdapat risiko-resiko yang dapat timbul dari suatu Bangunan. Beberapa permasalahan yang dapat terjadi pada Bangunan Gedung adalah Sick Building Syndrome (SBS). Pemerintah telah mengatur Bangunan Gedung sehingga suatu Bangunan dapat mempunyai fungsi sebagaimana mestinya untuk selanjutnya dapat mengurangi risiko-resiko dari penggunaan Bangunan. Bangunan PT. X merupakan Bangunan dengan fungsi Perindustrian pengolahan bahan logam. Bangunan Gedung masuk kedalam kategori Gedung tidak sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keandalan Bangunan pada Aspek Kesehatan Bangunan PT. X. Parameter yang digunakan adalah persyaratan mengenai Kesehatan Bangunan sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyartaan teknis Bangunan Gedung dan Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikat Layak Fungsi Bangunan. Obsevasi dilakukan dengan melakukan pengamatam visual dan penggunaan alat untuk mengukur kadar karbonmonoksida dan karbondioksida serta Tingkat luminasi. Hasil penelitian ini didapat nilai keseluruhan keandalan adalah 95,05% dimana nilai masuk ke dalam kategori “Kurang Andal”
References
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jendral Cipta Karya. 2007. Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Jakarta : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.
Badan Standarisasi Nasional. (2020). Beban desain minimum dan Kriteria terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain. SNI 1727:2020, 8, 1–336.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. Konservasi energi sistem tata udara ada bangunan Gedung. SNI 03-6390-2000
Badan Standarisasi Nasional. 2001. Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada Bangunan Gedung. SNI 03-6572-2001
Badan Standarisasi Nasional. 2000. Sistem Plambing. SNI 03-6481-2000.
Karlina, P. M., Maharani, R. dan Utari, D. (2021) “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Sick Building Syndrome (SBS),” JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 13(1), hal. 46–55. doi: 10.52022/jikm.v13i1.126.
Mukrimaa, S. S., Fahyuni, E. F. dan Faridli, E. M. (2016) “Tata Cara Identifikasi Dan Verivikasi Kerusakan,” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(August), hal. 1–28.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 (2002) “Undang-Undang Republik Indonesia tentang Bangunan Gedung,” Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, (1), hal. 1–50.
Yulianti, D., Ikhsan, M. dan Wiyono, W. H. (2012) “Sick Building Syndrome Tinjauan Pustaka,” Cdk-189, 39(1), hal. 21–24.
Yasi, M. & Ashori, M., 2016. Environmental Flow Contributions from In-Basin Rivers and Dams for Saving Urmia Lake. Iranian Journal of Science and Technology, Transactions of Civil Engineering.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Herlita Prawenti, Ria Miftakhul Jannah, Naila Alfi Khusnia
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.